Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat , Yuk Ketahui

Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat

Sebelum lanjut membaca kiranya berkenan melihat salah satu video dibawah ini | Bukan Endorse, Tidak Dibayar, Real Dari Hati Customer

1 Guest Rate *5
Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat , Yuk Ketahui – Hallo teman-teman bagi anda semua yang ingin sekali mencari tahu tentang budaya dan warisan apa yang ada di Raja Ampat, ayo kita cari tahu sekarang!

Tentu kita sebagai orang Indonesia sudah pasti setiap suku, budaya, dan warisan kita itu sangatlah berbeda-beda.

Tetapi kita sebagai orang Indonesia harus bangga karena, di setiap kota, desa dan pulau pasti mempunyai keindahan dan keunikannya masing-masing.

Juga contohnya yang bisa kita lihat seperti, Raja Ampat disana juga mempunyai kebudayaan dan warisannya sendiri.

 Agama Dan Makanan

Seperti di tempat lain di indonesia, Raja Ampat merupakan rumah bagi beragam manusia. Seperti masyarakat yang ada di Raja Ampat.

Raja Ampat merupakan tempat berkumpulnya dari budaya asli masyarakat setempat, migran domestik dan internasional dari latar belakangnya budaya, geografis, dan sejarah yang sangat berbeda.

Juga seperti masyarakat lokal yang pada umumnya, ayo sekarang untuk kita akan mengenal kampung-kampung yang ada di Raja Ampat!

Praktik migrasi yang telah berlangsungnya selama berabad-abad yang ada di Raja Ampat yang menyebabkan perkembangannya.

Juga diberbagai kelompok etnis dan praktik budayanya sudah melalui proses asaimilasi yang sudah pernah terjadi.

Saat ini juga, Raja Ampat terdiri dari 1411 pulau besar dan kecil, yang sudah sebagian penghuninya memiliki leluhur dari daerah lain di Papau maupun Indonesia.

Proses asiminasi tersebut untuk menghasilkan karakteristik khas yang dapat dijumpai disetiap beberapa kambung.

Meskipun terdapat juga perbedaan yang khas juga seperti bahasa daerah dialeknya berbeda dari satu kampung lainnya.

Mari untuk kita ketahui Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat, ayo sekarang untuk mencari tahu!

Bahasanya

 

Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat

Di Raja Ampat juga pertama kalinya dihuni oleh orang-orang Melansia antara 60.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.

Migrasi lokal di Raja Ampat terjadi, yang sudah diikuti oleh para pembangun pemukiman-pemukiman permanen di pulau-pulau yang tertentu, menyebabkan munculnya kelompok etnis yang sangat jelas berbeda.

Juga gelombang migrasi ini terjadi sudah selama ribuan tahun di Raja Ampat untuk menyiratkan perpaduan budaya.

Proses dan permukiman, isolasi dan aksebilitas, yang hasil dari kesemuannya dapat ditemukan melalui bahasa daerah dan tonemnya yang sangat beragam.

Bahasa resmi di Raja Ampat adalah Bahasa Indonesia. Namun di kampung-kampung, terutama antara orang dewasa maupun orang tua, bahasa daerah lokalnya yang masih di pergunakan.

Bahasa Tradisional Yang Saat Ini Dikenal Di Raja Ampat

Budaya Dan Warisan Yang Ada Di Raja Ampat

  • Amber (Pulau Waigeo):  Digunakan oleh masyarakat di daerah Waigeo Tengah dan Utara, dan juga sebagian orang di bagian timur Teluk Mayalibit. Terdapat dua dialek yang dikenas dari Bahasa Ambel
  • As: Bahasa As awalnya dituturkan di Pulau Gag, dan semarang diyakini tanya digunakan di Papua daratan.
  • Blatant: Dipergunakan oleh masyarakat di Pulau Batanta, termasuk penduduk asal Kampung Wailebet dan Yenanas.
  • Bias:  Bahasa yang lazim digunakan oleh masyarakat yang leluhurnya bermigrasi dari Pulau Biak dan Numfor di Provinsi Papua.
  • Biga:  Bahasa dari masyarakat yang berasal dari tupi Sungai Biga di Pulau Misool.
  • Gebe: Bahasa dari penduduk yang berasal dari Pulau Gebe dan Yoi di Maluku Utara. Di Raja Ampat, Bahasa Gebe masih dipergunakan oleh sebagian masyarakat di Pulau Gag, bagian selatan Pulau Waigeo, dan Kampung Manyaifun.
  • Kate:  Dianggap sebagai dialek dari Bahasa Ma’ya, namun dirasa memiliki perbedaan yang memadai sehingga dianggap sebagai bahasa sendiri.
  • Legenyem:  Seperti Bahasa Kawe, Bahasa Legenyem dinilai memiliki perbedaan yang memadai dari Bahasa Ma’ya seringa dianggap sebagai bahasa tersendiri.
  • Ma’ya:  Bahasa Ma’ya dituturkan di Teluk Kabui, Kampung Araway, Beo, dan Lopintol, serta komunitas Kawe yang tersebar di Kampung Selpele, Salio, Bianci, dan Waisilip. Bahasa Ma’ya juga dipergunakan di beberapa tempat di Pulau Misool dan Salawati.
  • Maden: Masih dipergunakan oleh sebagian anggota masyarakat di bagian barat Pulau Salawati.
  • Matbat:  Bahasa Matbat dipergunakan oleh Suku Matbat di Pulau Misool yang tersebar di kampung-kampung seperti Foley, Tomolol, Kapatcol, Aduwei, Salafen, Limalas, Atkari, dan Magey. Setidak-tidaknya dikenal lima tonem dari Bahasa Matbat.
  • Misool: Berbeda dari Bahasa Matbat, Bahasa Misool dipergunakan oleh masyarakat asal kampung Fafanlap, Gamta, Lilinta, Yelu, Usaha Jaya, Waigama, dan Harapan Jaya.
  • Moi: Bahasa Moi dipergunakan di sebagaian wilayah di Pulau Salawati, terkhusus Kampung Kalobo, Sakabu, dan sebagian masyarakat di Kampung Samate.
  • Tepin:  Bahasa Tepin dipergunakan di babian timur laut Pulau Salawati oleh masyarakat Kampung Kalyam, Solol. Kapatlap, dan Samate. Setidak-tidaknya terdapat tiga dialek dari Bahasa Tepin yang dikenal.
  • Wauyai:  Seperti halnya Bahasa Kawe dan Lagenyem, Bahasa Wauyai-pun dianggap sebagai sebuah dialek dari Bahasa Ma’ya, namun memiliki perbedaan yang memadai hingga dianggap sebagai bahasa sendiri.

Sebagai informasi terakhir kami disini menyediakan Paket Wisata Raja Ampat untuk anda yang ingin berlibur ke Raja Ampat.

Share:

Baca Juga | Read Also